Pak Raden Meninggal Karena
Dimana makam Pablo Escobar?
Pablo Escobar dimakamkan di Cemetario Jardines Montesacro yang damai di Itagüí, tepat di selatan Medellín, kota di mana dia dibesarkan. Nisan Escobar terletak di komplek pemakaman keluarga, bersama orang tuanya dan kerabat lainnya. Kini, pemakamannya sering menjadi tujuan destinasi wisatawan yang berkunjung ke Kolombia.
tirto.id - Biodata dr Helmiyadi Kuswardhana banyak dicari usai dirinya dinyatakan meninggal dunia di usia yang ke-41 tahun karena serangan jantung pada Rabu (10/7/2024).
Kabar duka tersebut diumumkan kepada publik oleh RSUD Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat melalui akun Instagram dengan mengunggah foto ucapan belasungkawa.
“Keluarga Besar RSUD Kab. Majene turut berduka cita atas wafatnya: dr. Helmiyadi Kuswardhana, M.Kes. Sp. OT. FICS., AIFO-K. Semoga Allah menerima amal ibadahnya, diberikan tempat terbaik di sisi Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” tulis akun Instagram @rsud_majene pada Kamis (11/7/2024).
Direktur RSUD Sulbar dr Erna juga mengkonfirmasi kabar duka tersebut. Erna mengatakan, dr Helmiyadi meninggal dunia pada Rabu malam. Sebelum mengeluhkan sesak dan menghembuskan nafas terakhir, dr Helmiyadi sempat menjalankan tindakan operasi untuk 10 orang pasien di RSUD Sulbar dan RSUD Mitra Mamuju.
"Sempat tadi melakukan operasi 10 pasien. Nah setelah di RS Mitra itu (dr Helmi) mulai nyeri, sesak napas. Iya (serangan) jantung," terang Erna kepada detikcom.
Ketika merasa nyeri dan sesak itu kata Erna, dr Helmiyadi langsung dirujuk ke Makassar dengan menggunakan ambulans. Namun, dalam perjalanan karena kondisinya semakin memburuk, sehingga diputuskan untuk singgah di Puskesmas Sendana.
Tapi sayang, dr Helmiyadi menghembuskan nafas terakhirnya di Puskesmas Sendana. Kepergian dr Helmiyadi menyisakan duka mendalam bagi dunia kesehatan di Sulbar, sebab dirinya merupakan satu-satunya spesialis tulang yang dimiliki oleh daerah tersebut.
"Kami sangat kehilangan. Apalagi satu-satunya dokter spesialis tulang di Sulbar," ujar Erna.
Faktor Penyebab Angka Kematian Ibu Masih Tinggi
Kartini dikenang sebagai pahlawan yang memperjuangkan hak-hak dan kemerdekaan perempuan. Kematiannya juga menjadi pengingat bahwa kematian ibu di Indonesia adalah persoalan sejak dulu.
Mengutip dari Kompas, berikut 4 fakta Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini:
Kartini Meninggal Setelah Persalinan, Preeklamsia Jadi Penyebabnya
Apa yang ditulis oleh Kartini menjadi bukti bahwa kematian ibu adalah persoalan serius yang terjadi sejak zaman dahulu kala hingga sekarang. Ironisnya, masalah yang menjadi perhatiannya justru menimpa dirinya sendiri.
Berdasarkan kabar yang beredar di kalangan dokter, Kartini meninggal karena preeklampsia. Kondisi ini disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang biasanya menimpa ibu hamil dengan usia kandungan lebih dari 20 minggu.
“Kartini meninggal habis melahirkan karena preeklampsia. Tekanan darahnya naik dan sempat kejang,” kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Ardiansjah Dara, mengutip dari laman CNN.
Salah satu faktor yang meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia adalah ibu hamil yang berusia lebih dari 40 tahun atau malah kurang dari 20 tahun.
Seperti yang kita tahu, Kartini menikah di usia 24 tahun. Ia dipersunting oleh Bupati Rembang, K. R. M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang telah memiliki 3 orang istri.
Secara umum, penyebab kondisi ini masih belum diketahui secara pasti. Preeklampsia biasanya ditandai dengan penyempitan pembuluh darah. Selain itu, faktor seperti kekurangan nutrisi, bayi kembar, hingga penyakit diabetes, lupus, hipertensi, atau penyakit ginjal juga meningkatkan risiko terkena preeklampsia.
Penyebab Lain yang Sering Diremehkan
Selain faktor kesehatan, AKI juga disebabkan oleh faktor lain yang sering kali diremehkan. Di antaranya adalah kehamilan di bawah umur, jarak kehamilan yang terlalu dekat, tidak memeriksakan kehamilan, transportasi yang tidak memadai, hingga faktor sosial budaya.
Tak sedikit ibu hamil yang meninggal dunia karena harus menunggu keputusan suami terkait akses kesehatan. Begitu pula dengan minimnya informasi seputar kesehatan reproduksi.
Parents, Kartini meninggal setelah melahirkan di usianya yang masih sangat muda. Semoga kepergiannya bisa menjadi pengingat agar kita mau lebih memperhatikan kesehatan ibu dan janin, ya.
"Buat Saya Hari Kartini Itu Bikin Miris…"
22 Kutipan Inspiratif Ibu Kartini untuk Seluruh Perempuan Indonesia Masa Kini
Lirik dan Makna Lagu Ibu Kita Kartini, Perjuangan Memberdayakan Perempuan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
Pablo Escobar meninggal karena apa? Pertanyaan ini mudah saja dijawab oleh Pemerintah Kolombia karena kematian Pablo Escobar terjadi setelah upaya penangkapan yang dilakukan mereka. Akan tetapi, bagi sebagian orang itu masih menjadi misteri karena pernyataan penting dari anaknya sendiri.
Bukan Escobar jika ia tak menimbulkan kontroversi bahkan setelah kematiannya. Bandar kokain terbesar di dunia ini telah membuktikan bahwa namanya akan terus diperbincangkan sekalipun nyawa-nya telah tiada.
Kamu mungkin mengenal nama Pablo Escobar melalui film. Tak hanya satu film yang telah mengangkat kisahnya.
Setidaknya sudah ada kurang lebih 11 film yang mengangkat kisah Pablo Escobar. Itu dimulai dari film berjudul The Private Archive of Pablo Escobar yang rilis pada tahun 2004. Dan yang paling memikat tentu saja Narcos yang telah diproduksi sejak 2015 dan ditayangkan Netflix.
Popularitas orang terkaya nomor 7 di dunia kala itu tak surut hingga saat ini. Pria yang lahir di kota kecil Medellin, Kolombia, dalam kurun waktu kurang dari satu dekade telah berhasil menjadi orang penting sekaligus berbahaya di dunia.
Apakah cerita Pablo Escobar nyata? Ya! Tentu saja kisah Sang Raja Kokain ini nyata.
Jika ada hal-hal yang sulit dinalar dalam film tentang Pablo Escobar tentu merupakan hal wajar dalam setiap film yang diangkat dari kisah nyata. Meski begitu, tak sedikit pula yang meyakini bahwa apa yang telah dilakukan oleh Pablo Escobar selama menjadi pimpinan Kartel Medellin jauh lebih mengerikan dari kisah dalam film.
Pablo Escobar Meninggal Karena Ditembak
Pablo Escobar meninggal karena apa? Karena bisnis kokainnya, ia menjadi buronan Pemerintah Kolombia yang bekerja sama dengan Badan Anti Narkotika Amerika Serikat. Mayat Pablo Escobar tergeletak di sebuah atap rumah dengan banyak bekas tembakan pada tanggal 2 Desember 1993.
Pablo Escobar meninggal karena ditembak adalah benar tapi sebenarnya, siapa penembak Pablo Escobar? Meski mayatnya ditemukan bersamaan dengan tindakan penggerebekan oleh Kepolisian Kolombia, Pasukan Elit dan Badan Anti Narkotika Amerika Serikat, hingga saat ini semua pihak tersebut tidak bisa menunjukkan bukti bahwa merekalah yang menyasarkan peluru kepada Escobar hingga meninggal.
Pemerintah Kolombia selama ini dibuat geram oleh kartel kokain Medellin yang dipimpin Escobar. Escobar kabur dari La Catedral dengan menjadikan penasihat presiden Kolombia, Eduardo Sandoval sebagai sandra.
Akibatnya, Cesar Gaviria, yang menjadi orang nomor satu di Kolombia kala itu memerintahkan Jenderal Ariza untuk menangkap Escobar hidup maupun mati. Aksi pencarian Sang Raja Kokain berlangsung hingga 16 bulan lamanya.
Pasca tersiarnya kabar kematian Pablo Escobar, anak pertamanya bernama Juan Pablo Escobar mengeluarkan statement mengejutkan. Pria kelahiran 2 Februari 1977 mengatakan kalau ayahnya meninggal karena bunuh diri.
“Saya sangat yakin, ayah melakukan bunuh diri untuk menyelamatkan keluarga dari penyanderaan kelompok saingan,” ungkapnya dalam sebuah wawancara. Juan juga berkata kalau dirinya akan membalaskan dendam ayahnya.
Belum pernah terdengar bahwa Juan Pablo Escobar mengubah pernyataan tersebut. Meski begitu, seiring berjalannya waktu dia mengambil sikap yang berbeda jauh.
Anak Pablo Escobar yang kini tinggal di Argentina tersebut telah berganti nama menjadi Sebastian Marroquin. Sempat ditangkap bersama ibunya karena tuduhan pencucian uang, dia tak mengikuti jejak sang ayah sebagai Raja Kokain.
Sebastian Marroquin justru menjadi penulis buku. Ia menuliskan kisah sang ayah dalam buku berjudul Pablo Escobar: My Father. Buku inilah yang juga menjadi rujukan banyak film untuk menggambarkan kepribadian Pablo Escobar. Tentang mantan pemimpin kartel kokain terbesar yang begitu mencintai keluarganya.
Pablo Escobar pernah berkata, “Bayangkan kamu dilahirkan di keluarga miskin, di kota miskin, di negara miskin, dan pada saat kamu berusia 28 tahun, kamu memiliki begitu banyak uang sehingga kamu tidak dapat menghitungnya. Apa yang kamu kerjakan? Kamu membuat impianmu menjadi kenyataan. ”
Dalam sebuah reka adegan dalam film Narcos, Escobar membakar banyak uang agar putrinya hangat. Itu adalah sedikit gambaran betapa Escobar bisa melakukan apapun dengan total kekayaan yang ia miliki. Dan sebagian besar adalah untuk membahagiakan keluarga kecilnya.
Kartini Meninggal Setelah Melahirkan, Bukti Tingginya Angka Kematian Ibu
Sumber: Wikimedia Commons
Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879. Ia dikenal berkat surat-suratnya yang diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Pikirannya yang melampaui zaman membuatnya dianugerahi gelar sebagai pahlawan nasional. Hari lahirnya lantas diperingati untuk mengingat perjuangan seorang perempuan dalam meraih kemerdekaan.
Di balik sosoknya yang cemerlang, tersimpan kisah pilu mengenai kematiannya. Ia meninggal dunia pada tanggal 17 September 1904 di usia yang sangat muda, yaitu 25 tahun. Berbagai sumber terpercaya menyebutkan, Kartini meninggal dunia 4 hari setelah melahirkan karena mengalami preeklampsia.
Kematian Kartini mengingatkan kita tentang kematian ibu yang hingga kini masih menjadi momok bagi sebagian besar perempuan. Dalam suratnya yang bertanggal 11 Oktober 1901 kepada sahabat penanya Estella Zeehandelaar, Kartini menceritakan bahwa pada zamannnya setiap tahun ada sekitar 20 ribu perempuan meninggal saat melahirkan.
“Dan 30 ribu anak lahir meninggal karena pertolongan bagi perempuan bersalin yang kurang memadai,” tulisnya dalam surat. Ia menulis surat itu ketika mendapatkan tawaran sekolah bidan.
Biodata dr Helmiyadi Kuswardhana
Dokter spesialis tulang Helmiyadi Kuswardhana dikenal publik di Indonesia karena kerap mengunggah video edukasi kesehatan dengan cara yang ringan dan menghibur melalui sosial media. Akun Instagram-nya @dr.helmiyadi_hk hingga saat ini sudah memiliki 490 ribu pengikut.
Beberapa jam sebelum menutup usia, dr Helmiyadi terpantau sempat mengunggah video yang cukup menghibur yaitu video tips foto seperti super model.
Dr Helmiyadi dalam video tersebut terlihat sedang menggunakan seragam dokter rumah sakit berwarna ungu lengkap dengan penutup kepala sembari memegang botol air minum.
Ia lalu mempraktekkan cara foto ala super model dengan cara yang jenaka. Dr Helmiyadi juga membubuhkan keterangan pada video tersebut “Ternyata sangat mudah. #tipsandtricks,” tulisnya.
Postingan terakhirnya itu saat ini dipenuhi dengan ucapan belasungkawa dari para pengikutnya dan rekan sejawatnya.
Dr Helmiyadi adalah alumni Fakultas Kedokteran Umum di Universitas Hasanuddin, Makassar. Di kampus tersebut dia juga menuntaskan pendidikan spesialis ortopedi dan traumatologi.
Berbekal ilmu spesialis tulang yang dia miliki, dr Helmiyadi bertugas di RSUD Sulbar. Ia juga diketahui memiliki klinik pribadi bernama HK Medical Center yang berlokasi di Makassar.
Dokter kelahiran 15 Mei 1983 di Ujung Pandang ini di bawah naungan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Ortopedi & Traumalogi (PABOI).
Dr. Helmiyadi meninggalkan seorang istri bernama Ulfahardiati Bahar yang berprofesi sebagai dokter gigi, serta tiga orang anak terdiri dari 2 orang putra dan 1 orang putri.
tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Balqis FallahndaPenulis: Balqis FallahndaEditor: Dipna Videlia Putsanra
Dalang kondang asal Yogyakarta, Ki Seno Nugroho meninggal dunia, Selasa (3/11) pukul 22.15 WIB. Manajer Ki Seno, Gunawan Widagdo menyebut dalang kenamaan tersebut meninggal akibat ada penyumbatan pada pembuluh darah di jantung.
"Ada penyumbatan pada pembuluh darah jantung itu 100 persen penyumbatannya sehingga menyebabkan Pak Seno meninggal dunia sekitar jam 22.15 WIB," papar Gunawan, di rumah duka Kampung Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, Rabu (4/11/2020).
Ia menceritakan Ki Seno saat Selasa (3/11) sore tengah bersepeda bersama salah seorang warga Dusun Gayam, tempat tinggal Ki Seno. Saat itu Ki Seno sudah merasakan sakit hingga harus dijemput warga untuk bisa sampai di rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selasa (3/11) sore habis olahraga jam 4 sore bersepeda sama temannya Pak Seno, warga sini. Itu di tengah jalan sebelum mau pulang sudah berasa sakit sampai dijemput oleh warga sini," kata Gunawan saat ditemui di rumah duka, Rabu (4/11/2020).
Kemudian, setelah magrib Ki Seno kembali merasa sakit hingga akhirnya harus dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Gamping. Saat masuk UGD, Seno diketahui masih sadarkan diri.
"Sore sesudah maghrib itu sudah berasa sakit sampai muntah-muntah lalu kita antar sama Ibu Agnes (istrinya) ke RS PKU Muhammadiyah Gamping sampai di sana masuk UGD masih sadar," ungkapnya.
Kondisi Ki Seno kemudian semakin memburuk sampai muntah-muntah dan dipindah ke ICCU dan akhirnya meninggal dunia sekitar jam 22.15 WIB.
Suara.com - Sudah seminggu berlalu, namun kecelakaan tragis yang menewaskan Vanessa Angel dan suaminya, Bibi Ardiansyah, masih hangat dibicarakan. Apalagi, keduanya meninggalkan seorang putra bernama Gala Sky Ardiansyah yang berhasil selamat dalam kecelakaan maut tersebut.
Selain Vanessa Angel, cukup banyak artis tanah air yang meninggal akibat kecelakaan. Meskipun sudah lama terjadi, kecelakaan yang menewaskan beberapa artis tanah air tersebut masih terekam dengan jelas di ingatan masyarakat. Yuk simak daftar artis meninggal karena kecelakaan berikut ini!
Sebagaimana yan masih hangat diberitakan, artis peran Vanessa Angel meninggal dunia bersama sang suami dalam kecelakaan tunggal saat dalam perjalanan menuju ke Surabaya bersama keluarganya.
Baca Juga: Viral Presenter Berita Nangis Wawancara Penyelamat Gala Anak Vanessa Angel
Vanessa Angel dan sang suami tewas di tempat, sementara putra semata wayang mereka beserta supir dan pengasuh anak mereka selamat. Kecelakaan tragis yang terjadi pada 4 November 2021 lalu di jalan tol Jombang, Jawa Timur, tersebut diduga terjadi karena kelalaian supir.
Sang supir yang mengaku mengantuk tersebut ketahuan mengunggah Instagram story saat sedang mengendari mobil Mitsubishi Pajero Sport dengan kecepatan tinggi. Mobil tersebut lantas menabrak pembatas jalan tol dan terpelanting hingga ringsek total.
Pendangdut Chacha Sherlu yang merupakan salah satu personel grup vokal Trio Macam juga meninggal dunia usai mengalami kecelakaan beruntun pada 4 Januari 2021 lalu. Bermula dari kendaran truk box yang hilang kendali dan terguling secara mendadak di jalan Tol Semarang-Solo KM 428, empat kendaraan di belakangnya pun saling bertabrakan. Akibatnya, Chacha Sherly yang berada di dalam salah satu mobil tersebut pun mengalami luka berat dan meninggal keesokan harinya.
3. Ustaz Jefri Al Buchori
Baca Juga: Tubagus Joddy, Sopir Vanessa Angel Resmi Jadi Tersangka
Ustadz Jefri Al Buchori yang dikenal sebagai seorang ulama kondang yang kerap tampil dalam beberapa program televisi juga tergolong salah satu artis meninggal karena kecelakaan.
Meskipun sedang tidak enak badan, ustaz yang akrab dipanggil Uje tersebut tetap mengendari motornya hingga akhirnya mengalami kecelakaan di bundaran Pondok Indah, Jakarta Selatan. Meskipun sempat dilarikan ke Rumah Sakit Pondok Indah, nyawa Ustaz Jefri Al Buchori tak tertolong dan akhirnya meninggal pada 26 April 2013 pukul 02:00 WIB.
Valia Rahma yang merupakan seorang penyiar radio, presenter TV, dan pemain film juga meninggal dunia karena kecelakaan sepeda motor. Kecelakaan motor yang terjadi di Bali pada 13 Januari 2012 silam tersebut mengakibatkan aktris cantik berusia 26 tahun tersebut mengalami pendarahan otak serius. Meskipun sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu, Denpasar, Bali, Valia Rahma akhirnya dinyatakan meninggal dunia setelah koma selama 9 hari lamanya.
Artis senior Sophan Sophiaan juga tewas dalam kecelakaan motor di Ngawi, Jawa Timur pada 17 Mei 2008 silam. Motor Harley-Davidson menghantam lubang besar saat memasuki kawasan Hutan Widodaren di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah hingga akhirnya oleng dan membuatnya terjatuh. Naasnya, saat terjatuh, Sophan Sophiaan terbentur benda keras yang membuatnya meninggal usai dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Dikenal sebagai pelawak dan presenter kondang yang tengah berada di puncak kariernya, Taufik Savalas meninggal dunia dalam kecelakaan mobil di Jalan Purworejo-Yogyakarta KM 13 usai menghadiri sebuah acara di Purworejo. Mobil Innova yang ditumpanginya bersama enam orang lainnya tersebut ditabrak oleh truk pengangkut semen hingga ringsek dan menyebabkan Taufik Savalas meninggal di tempat.
Saat namanya tengah melambung tinggi, pesinetron Adi Firansyah tewas dalam kecelakaan di bawah jalan tol JORR lingkar Cikunir, Bekasi, pada 23 Desember 2006 silam. Adi Firansyah yang mengendari motor gede tersebut tengah dalam perjalanan pulang ke rumahnya yang berada di kawasan Jatibening.
Naasnya, motor yang dikendarainya di malam hari tersebut bertabrakan dengan motor Honda Supra Fit yang dikendarai oleh anak usia 9 tahun. Mengalami luka berat di bagian kepala dan dada, nyawa Adi Firansyah pun tak terselamatkan meski sempat dibawa ke RSUD Bekasi.
Nama Nike Ardilla, artis meninggal karena kecelakaan tersebut, terus dikenang oleh banyak orang hingga saat ini. Apalagi, ia sedang berada di puncak kejayaannya sebagai seorang penyanyi tersebut saat kecelakaan tersebut terjadi.
Mobil yang dikendarai oleh penyanyi legendaris yang masih berusia 19 tahun tersebut menabrak pagar tembok setinggi satu meter di Jl. RE Martadinata No.215, Bandung. Kecelakaan yang terjadi pada 19 Maret 1995 pukul 06.15 WIB silam tersebut menyebabkan Nike Ardilla mengalami pendarahan hebat di bagian kepalanya dan akhirnya meninggal dunia.
Kontributor : Wahyu Panca Handayani
%PDF-1.6 %âãÏÓ 1858 0 obj <> endobj 1871 0 obj <>/Encrypt 1859 0 R/Filter/FlateDecode/ID[<5C76E25AC219F86C46043B0AAD589840><9719913D4A6B674FAC09BB3AA5AE2A3E>]/Index[1858 27]/Info 1857 0 R/Length 81/Prev 2701652/Root 1860 0 R/Size 1885/Type/XRef/W[1 3 1]>>stream hŞbbd```b``� "¯ƒH¦0;D23ƒe3Áâœ`²Dr5‚Å€$#“�d’é’÷eØ/�d�fPDşgø½û+@€ �¼; endstream endobj startxref 0 %%EOF 1884 0 obj <>stream Óí'Í)8t< [\óHmO:½Uªi2w¶‘¬ÓPÉM�ñ � I�´ñMÏK¬¼¾�䇪<Ȩ` ¯G£ùàdò‰—Xş�Ï&Qå—¶,;�ÿú1VJ›n‡Û4S'” @&¸�ÿ fZŸÏ¨ÈuŸ¥¨a1âf‘í!UÄéÖ¾ø ´±Y#)ñØ5¦Xìœ==�’èA èڔܘHkÈdcÁÖ2�½Éq}k!L·!#CÂ0•O³³ìÈ A‘ܢ㸢\m�)½µ—uHFlÈoş¢ã|“ƒ/ÚÙÈ׶æ=lb‹b3Íüyğ¡°•dÓÇk£6ìÙí%�ıŞB³Ñ6î~DÀú‚2�´¡«mlë Ï͈e”^Ìê"3f„BŠÀé÷çW�²‡É^aô¾uJ®à×C�QË>‚Šã îÒT1-¹ÅÔ¢Ó!'ÆË Q@Ì™rú2}¼UDı±ıâZd…§Îä�ì4††ÃK^?ûí£5îT·rúῬ:¯*X�ÿÛh³9X|ü¨İ `ß�gv"÷±#7°çÓ89X‰$“§¨`WÄ(ªˆÿœ%Q&ĞMò&h^ pˆí)³‰”2ÇgVñÉUrö£1ÁúU5µÔ:OÑcè|IĞ(¬ 雺 ê\+£É’µÙ€¯ŒåÑ ›OS„õ5"³t&D,Ââß £Ïz@[÷BÜ@.`K‘“s@¾Ü£kª»[Šœ@w¹uÑ›Ï#ã`}ÕÊ3´_üL8\–C¾x2M <%b.²”™b´ab„pû¼F¨ƒYo¢.FEypE endstream endobj 1859 0 obj <>>>/Filter/Standard/Length 128/O(Üñ-şá�’O%Y÷0o1š’õ ï¥4u�‘_�ôOo)/P -3392/R 4/StmF/StdCF/StrF/StdCF/U(Ì�Tòé+®¤pÕTÎ]Ûk )/V 4>> endobj 1860 0 obj <>/Metadata 245 0 R/OCProperties<><><>]/ON[1872 0 R]/Order[]/RBGroups[]>>/OCGs[1872 0 R]>>/Outlines 312 0 R/Pages 1850 0 R/StructTreeRoot 321 0 R/Type/Catalog>> endobj 1861 0 obj <>/MediaBox[0 0 612 792]/Parent 1851 0 R/Resources<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageC]/XObject<>>>/Rotate 0/StructParents 0/Tabs/S/Type/Page>> endobj 1862 0 obj <>stream 7Õ>ZœŒüPtYáBÀÆé«mjRİ"¨v"͇ÉãÍ»à£vö-Œõ®Í“*¼/}è¤Û_íÊsm-æô�±o B�:1Q ²�BcÅ!T¢”tγäşÉÄyôK‘ k%xİÅ[¤†sá5�1|tª®Éiÿ¦Û¾_<»€›«£¶B°ÿğ¥xOÒî¥M=ÿO÷tZfGã!bj~Pñòÿ:¹>f‹cÊh°…ó.5øô¬^kvìŸ^=FjÃoC@è{ƒgÍv‹``\æs@Œ��xûBci4‚áÎò–ğ‚¬^/³›êW®Ô£�ÇÚ"ºÉ¹àñt!8•I#·¬{ ÀÍDçÒ˜•ßªÑ÷Î"Oh�8Ìs¬Êõd j�™@Ó,ÜƳĞÅ Q¶[ßÄ) Öo…¿î±eN9’?Ş¥œ‡Œ÷/’¬¹¢<=! EÚiPµ¤ÙcŠ!Æ›è—'‚æEâã9ì&š>ÿm¨Ò–æ‰ÚPPê’Á�vzI�„чm‘ÔʘŞí5ˆ½Zİø߆܊R®ù¤:ß~°ê‹ë8VØ·Šqìj];³Ğ½T\›ÖOS4ú^Öß�Û�u 7ë ğ^ßÄ–P 2wÊxÀK¸»äáôX!Ô$`è�á%/¸˜—æ5/Gøï`�àÒ_îÜù Cá¹ cYÉ°#g 3 ᯊ'š�d()ö�é$_†�/7�H�£ '/ë>q5 GH3Îıôm>ÁË|û2)0çWá¨/CR2ëü5“i¿R‰Ç{jc¦�2&¢¥�™Ô�U ïAÿ?õ§ç+^âÀ^ŞN_ Ş9y}Ü“…Wز1˺š(†ÏçnäfY-6%¢çp}ûg—òuÔµ endstream endobj 1863 0 obj <>stream Æ�b úÊyepǾ¿B± êÜ›#»î^Ißkz¨ê1vÈış^Ù%{En›çàŠ#•¦wçô–çPšÅàÛ²kÔ+•këR½3\å â¨0ï5“ûğ‹ÿa»#`±~F'LdzÔg´³�¸�S¦²{¶¨P‹ÊN^·(¤—úÚ¬µ?‘îpbk‘óÕZ¶;Iݵ#/e¶}[„fÄ4K�8-^ª›gVã½ÃZ•?_xü�|{âHƒÿ·‰…‚™ùT¾íÜ1×êı…Å#èù0®²@ã´%Ñşø*(F»ˆQ©2NZeğA"òÿØŞ/ƒ×ô9îÎÿLôğ/T·º5k\£›hLÜcü÷pŠ‹‹.lsq[&é��³QÀ!µy·v¯Ó©ƒ�6"„�Ì}d�ë®l!{oh‡÷ä{¡ª�å ¶{„ÖÊoSë‹7õÊA%¬3dnC`Œ€„Gaáä?Ëx^€»ïáƒräÖ.‡¯–¼¦B}õÕ¿©Á²×‹ƒ'¶ ×%†lé¨çœ%H·RR`ŸZU�KUõN^ª¬Eø=Ë((š \î¤=“.ôDXÌmuQl]Afƒ¨s¤…¢ã�k [~¾ThõÂz±Ú… ¢Á¦œ,‚¶c.èVèö�H!�˜×kÉz‹œ›´Á¾ ÃÌİWfÎ|š<ƒß‡äñÕ RÍş¢1Á*ü ‰®À0rTráÿ^ûªu¥š=< G�vÁ‰V&ÌƤ1±+W3�U¨ÍëŞdÏ6 ê¸lV óbØ3`sõ±Œ\"¤§_î³W›‹âD¡Œ¿¶#SˆA*~=Õjfz�áÁßCwşåŠB[auo|´o»À‘œÉĞ03N÷pãا zroD�» ŒÂDá¨Ä>FLİ1’LñÉÛ}It4@»cŒ�niÄjÂRôQQ_„± \Õ/z¡‚_Wëî¹^Â¥ªŞ/×LjY+eÓ“)I³Z£`HÑÙ8M�8"so(�)êWáF-I7ò’0ÔZö`¹¤ZJCeBÍIE p¥ã�M�J&à�ûæwb%væœyÍΊ-×fc…E;è7yÓ)Ë òDêAZ� ö�ÑÃ9R¯¨±¤eµŒf/aɲ«¤¢™²bT"Q�é'#`±-¾ñp9q£Q•½ínÍŸBsÛ[Šßµ_œ¿�°=g ÎqºÓ^ŒÀ'}¶[á2?ÏK¾§;VØ+šæ¢JÄ8ö®¦1D¦—`{N–aÜ¡qøfÑ™˜ì¾åc•i¹]ıÁ)j¯zRxoOí©•7Ü9æù-ÃY~…B ”#c©šgãØT¤Ğ\B§—¬ÖÃl+TomI¤èßO³ãîšp/ßê…d“Riɤß'äÙÍ�mëÒ{.²t“Ö¨ä9ç—\ÈKáIãu@3tRªä‚·ÕÅû:p*Í[C{úss¡ËıMŞœêöı¼E~’*~ÜLp='¼©áüºƒ1CÑ«ú,÷G®2$ú±|Õÿ'+¿Ld':ğ2{±\¾†È5ZøqBÿŒîVÁ¢#Môϳ1i�£“†Óş4&Î_�Bz§ä§x†·Ø˜—‡˜ÆK’ÁìØCåæ5lËö�Ä—™�ræWGV ½óyÒ±¶;ª:ÃØ#ü˜Rf¿ÇeÈìTÚí™_'ZVµÚÕûüŠîÚñ¶’ğò•M6š¯Å¼ endstream endobj 1864 0 obj <Î\rláX2Õè\n„› E4FÀ)/Private/Watermark>>>>/Resources<>/ProcSet[/PDF/ImageC]/XObject<>>>/Subtype/Form/Type/XObject>>stream °C7À8wú�ı|Ñ=ÂBMçÏÑM Ëf”Ñ`hÿ§&·…§û Ş¿kÔ4¡lÿi�˜•jºŠ4µòÙ¸w endstream endobj 1865 0 obj <>stream ¬ŞV‚"™òiÒà´}H>éÿ ªwjN¹µŠ{UDÄ€ĞCìg˨a2æ "»¥äâ/«\sîüiidki@Á‚Ğ¡ÿ2 l¶9>ˆ1ãÜŞ¼@[µ¥g&?9¾~puÜ4”ü¢;öéëî™zQ¹Åߪ`Êõ׋Šê¸íí /‡ç¥Ñ΂›XDŒlU4üûbÍÃñÂ/3¡wÅ¡�Úuçİ&:á$`b7-™S‘²P¦Óˆí¤Q,¤h_ŸŸ]Î�WÔ硘lcnpÔ&qä™my!báE‹å]öÚÛy@á�:îj–äèá™ÑùHãoH:ğ¸!¥ Ë5Hêâ• †_ 4Frñ�^44K-Ë‚r:`ŸÃ]Í(Š¿(öÏ?XvTæã Rl£ïşå û endstream endobj 1866 0 obj <>stream ‹xtŒãHÀQ1Mj})½�E°q9ùeî0Ûğk�ÿ†%|�«¿Š�¸`Ş ¼�Á'w·Ò1”í;èÈUÖ=ÜŸB‹b58Ğ}Îøµ² íFÑ’±77z!–r Ì»ÀÏ87K#¶K\r›¦§ùu#ü ˜³!�y¨±�~�‘gÒ'Ê»®ş³Øl!âr‘3v+\¯�jˆ"bPh]S ı¸¾ÆME9ÇİB–Öó”ãû¶v5üÓ$pm�ÈĞòâ¹� ‘)¬ÌL'Â%Déò“AMÖÔ©[�…šy§:›®8£¤>ö1Ìfz%�¤Ö; BŸÉßÊ‹³ 9@*¼‚µd)!½>µ™DVøkÖ‹%lƒ¹Ã̪)U¢Õ#Ù;>€¿“?¥_6;9_¢FÍ�r|‡· ²ŸLŸâ¡Ï…õ!)#ל¦®êz¹ë+?ÚíUãN9!2äü÷k»N�I†vR'ÏÔËçÊü¥Ağ>òÊë×øXÉ3x!çÏ)ŠÀ妱•G 5 ã;~uHeîŸO\=6�€@ù‹ŠÄvt†`ğvóqz6OóÜt%“÷1W�4ܵa0 ¥7GOÚŞ â…r±^Åû« ZΉ?Á`â+(LÙÕë|»jÆ*ÓzúäMùu (ãíÕ®®iÑ‹şIõŒ¡�Váub4âZízÇ+xL}‚تÑkeÖf/ñ°æ°-‘’óYéfTë@V Jîïãs�Òı±P½?�¾KÛD°½y+ ûÚ7ØÛ‚O`n5Í&µ‡8Â{—¥ëyó¬ Z;«UgÕËíÕAğƹÙ}`TËC-\ �• ¨ÊUç¹R~±5¡VœğBoJ¸À‰�ñáşM¥©Û¤P¡pB•3+™!¯å¡d Ûş$Óo¨ìxkòA&ƒ;Öœ›ÚÖÜjY¤Óè„ß6Ì4 ùñ,Ì#%Ÿ{+ŞwE%Ğ;3¹èÛIƒ±o[ÚSèøw8X]‹7îµ�›(SŞßœÀ"N¢ëH;1‚×CšM? 4ÉeHi{BwK3‹…Ús/5~yÃEÇUî°³Q7¾óY€9Ä0ß ‘s®%qıìò€<Ÿ§táV¼…¯¢³ o[’OšynrÔ^ ºúMĞ=AÕËåSpñ{y±ıŸ�_a�‚W�ûÔr=hşŒúëĞq&é›Æğz»�µ¬ç…÷N7Éò奣¦äï#W�%H+÷ø†î]™kšÔİpq¿5›¤à8Ô×uë Ş'LY®AtZ3y×�á|ÇiĞP™.2ÅÍóİ )]µ˜ÁôôÅ‚ß:¿ğ ¶KHv— ùç�> M+x˜9¦–“›Ã½]=J åëùÍàf2ò+;7fùšıŞşİR>I현ú§^Ÿ²H(�Y©€qôG›ˆ¦Ğúq“Ğ¿äw••¡ŠßăM+MJ–€�¼â_ÉFÀO¾y°�,j†rà³Aƒ^ Bš
Ulang tahun Raden Ajeng (RA) Kartini diperingati setiap tanggal 21 April. Di balik sosoknya, ada cerita pilu terkait penyebab kematiannya. Kartini meninggal setelah melahirkan di usianya yang ke-25 tahun. Ia meninggal dunia 4 hari selepas melahirkan putranya, Raden Mas Soesalit Djojoadhiningrat. Simak cerita persalinan RA Kartini berikut ini.
Pengertian AKI menurut WHO
World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia menyebut, yang tergolong sebagai kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau 42 hari setelah persalinan. Kasus kematian ibu dikategorikan sebagai AKI apabila penyebabnya berkaitan dengan kehamilan dan bukan karena kecelakaan atau hal lain.
Pada tahun 1990, terdapat 390 perempuan yang meninggal dunia setiap 100.000 kelahiran. Kemudian pada tahun 2015, angka ini menurun menjadi 305 kematian setiap 100.000 kelahiran.
Tahun 2017, Bank Dunia mencatat ada 177 kematian ibu di Indonesia per 100.000 kelahiran. Angka ini masih tergolong tinggi dan bahkan menduduki peringkat AKI tertinggi nomor 3 di ASEAN.
RA Kartini meninggal dunia pada tahun 1904 karena mengalami preeklampsia. Seratus tujuh belas tahun berlalu, faktor utama penyebab AKI di Indonesia masih sama, yakni perdarahan dan tekanan darah tinggi. Faktor lain yang menyebabkan AKI adalah infeksi, aborsi tidak aman, serta komplikasi.